3 Tradisi Unik Kristen Protestan dan Katolik di Nusa Tenggara Timur

 Tradisi Kure

tradisi kure

Kure ialah sebuah istilah yang dalam bahasa latin memiliki arti berdoa serta bersama-sama mengunjungi sanak saudara dan keluarga. Tradisi kure ini sangatlah unik dimana pelaksanaannya ini dilaksanakan selama 5 hari menjelang hari raya paskah.

Kalau kita lihat, Tradisi kure ini seperti perpaduan kombinasi antara agama dan budaya paskah di Kote Noemuti - Nusa Tenggara Timur. Tiap tahun masyarakat kote selalu memperingati adat ini ketika hari raya paskah akan tiba.

Adat istiadat ini tidak hanya di ikuti satu suku saja atau masyarakt sekitar saja, tetapi banyak suku yang berada di Noemuti Kote ini. Total ada 18 pemangku suku adat daerah ini, dimana suku-suku tersebut adalah suku Meol, Salem, Silab, Helo, Kosat, Silab, Neonbanu, Meko, Mandosa, Menbam, Oetkuni, Lot, Lopis, Nitjano, Woesala, Uskono, Vios dan Manhitu.

Menjelang tradisi kure ini seluruh masyarakat suku adat mengawali dengan kegiatan pertama mereka yang dikenal dengan sebutan bualoet. Kegiatan bualoet ini mereka bersama seluruh warga mengumpulkan beberapa hasil panen dari masing-masing kebun mereka seperti sirih, pinang, tebu, tembakau, buah-buahan serta sayuran dan lain-lain sesuai hasil dari perkebunan mereka.

Setelah selesai dengan kegiatan bualoet, dan semua hasil perkebunan sudah terkumpul semua maka para kepala suku atau para pemangku adat di stiap suku-suku melakukan kegiatan lanjutan yang mereka sebut Soet Oe yang artinya mengambil air dan batu pipih. Jadi batu pipih ini digunakan untuk menghaluskan batang tebu yang akan digunakan untuk membersihkan patung dan tempat-tempat sekitar.

Tetua adat selanjutnya melalanjutkan kegiatan yang mereka sebut dengan taniu usi neno yaitu ialah membersihkan sarana prasarana adat atau keagamaan yang dimiliki oleh mereka sebelum mereka memajang semua jenis barang-barang yang mereka miliki. Ume Mnasi adalah rumah induk yang dijadikan tempat untuk memajang semua benda-benda sakral.

Barang-barang sakral yang mereka miliki adalah seperti salib, patung Yesus dan Bunda Maria yang mana benda-benda ini dibawa dari portugis ke Noemuti oleh para misionaris pada abad sebelum 16.

Setelah itu mereka para masyarakat berkumpul di depan gereja setelah mereka selesai mengikuti misa kamis putih untuk mengikuti dan melakukan acara selanjutnya. Seperti makna kure mereka berdoa dengan sambil mengunjungi sanak saudara. Berjalan dengan ber arak-arakan sambil di pimpin tetua adat serta pastor dan pendeta mereka mengunjungi 18 rumah induk ume mnasi suku-suku sambil para pastor memberkati sambil memercikan air suci.

Setelah itu mereka dijamu dengan hasil kebun yang sudah dikumpulkan dan disediakan dan mereka menikmati secara bersama-sama.

Tradisi Semana Santa

tradisi semana santa

Semana Santa atau dikenal juga dengan Hari Bae merupakan ritual dalam menyambut perayaan paskah. Tradisi semana santa ini dilakukan oleh masyarakat Larantuka, Flores Timur - Nusa Tenggara Timur yang menganut agama Kristen Katolik. Semana santa ini berasal dari bahasa portugis yang artinya adalah pekan suci. Semana santa ini adalah tradisi paskah dan dilaksanakan selama seminggu menjelang paskah.

Semana santa terutama di Larantuka tak lepas dari pengaruh bangsa portugis, pengaruhnya sangat terasa di dalam kehidupan umat-umat katolik di Larantuka flores timur ini. Karena inilah daerah larantuka juga dikenal dan disebut sebagai kota yang diberkati Maria atau dalam bahasa portugis disebut sebagai Nagi dan kota Reinha.

Perayaan semana santa sendiri dilaksanakan tiga kali yang mereka sebut dengan hari baedi nagi, hari baedi wureh, dan hari baedi dikonga. Perayaan ini menggambarkan dan menempatkan Yesus dan Bunda Maria sedang berkabung dengan menyaksikan saat-saat anaknya yang akan mengalami penyiksaan disalibkan.

Di daerah ini pengaruh portugis sangat kuat baik itu budaya dan adat, letaknya di daerah Wureh Adonara Barat Flores Timur. Kebiasaat serta adat ini sudah ada sejak 500 tahun lalu ketika portugis mulai masuk ke indonesia, ada beberapa bagian serangkaian dalam semana santa ini dimana ritual dimulai dari minggu palma, rabu trewa atau dikenal dengan rabu abu, kamis putih, jumat agung, sabtu suci dan minggu paskah.

Tradisi Ziarah Kapel Tuan Ma

tradisi kapel tuan ma

Ziarah kapel tuan ma ini diadakan pada hari kamis putih sebelum jumat agung, atau diadakan menjelang jumat agung. Ritual ini biasanya diadakan oleh jemaat dengan cara jalan bergantian sambil berlutut menuju sebuah altar sambil memohon doa. peserta tidak dibatasi bagi siapapun jika ingin mengikuti juga dipersilahkan dan begitu juga para wisatawan asing maupun lokal mereka dipersilahkan dan juga dapat mengikuti denga khidmat.

Tradisi ziarah kapel tuan ma ini telah berhasil mendongkarak sektor pariwisata di daerah tersebut serta menggeliatkan  sektor pariwisata dan ekonomi. Dan juga dapat menjadikan wujud toleransi antar umat beragama di daerah flores.

Tuan Ma adalah patung bunda maria, dimana patung ini di simpan selam setahun dan ditaruh di kapela Larantuka Flores Timur. Patung Bunda Maria ini dikeluarkan pada saat kamis Putih menjelang Jumat Agung.

Next Post Previous Post